BULIMIA NERVOSA
- CHARISMA ZAIDA
- Oct 24, 2022
- 3 min read
Updated: Oct 26, 2022
Apa itu Bulimia Nervosa?
Bulimia atau Bulimia Nervosa adalah gangguan makan dan kelainan mental dimana pengidapnya punya keingingan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekaligus dan tidak terkendali. Setelah mengkonsumsi makanan pengidap akan merasa bersalah dan malu sehingga akan melakukan pembersihan untuk menghindari kenaikan berat badan. Pola makan seperti ini akan terus berputar pada pengidapnya.
Metode pembersihan yang dilakukan pengidap biasanya adalah memuntahkan makanan secara paksa, mengkonsumsi obat laksatif atau pencahar, olahraga berlebihan dan melakukan diet ekstrem. Namun, penderita bulimia tidak berarti memiliki berat badan yang kurang, ada juga penderita yang memilki berat badan berlebih bahkan obesitas.
Faktor Penyebab Bulimia Nervosa
Untuk saat ini belum diketahui penyebab pasti dari bulimia. Namun ada beberapa faktor risiko yang berhubungan, yaitu:
Faktor Keturunan
Jika salah satu anggota keluarga inti (orang tua atau saudara kandung) menderita atau memiliki riwayat bulimia.
Faktor emosional dan psikologis
Risiko bulimia akan semakin tinggi jika seseorang menderita gangguan emosional dan psikologis, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan obsessive compulsive disorder (OCD).
Faktor lingkungan sosial
Bulimia dapat muncul akibat pengaruh tekanan dan kritik dari orang-orang di sekitarnya mengenai kebiasaan makan, bentuk tubuh, atau berat badan
Faktor pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan, seperti model atau atlet, menuntut pekerjanya untuk tetap menjaga berat badan ideal.
Diagnosis Bulimia Nervosa
Untuk mendiagnosis apakah seseorang menderita bulimia atau tidak, dokter akan mengajukan pertanyaan kepada pengidap dan keluarganya terkait gejala apa saja yang dialami. Seseorang dikatakan menderita bulimia jika memuntahkan makanannya sekali dalam seminggu selama setidaknya 3 bulan.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kondisi gigi apakah rusak atau terkikis akibat paparan asam dalam muntah, lalu mata juga perlu diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat pembuluh darah mata yang pecah. Dikarenakan, muntah yang terlalu sering bisa sebabkan pembuluh darah mata menegang dan berisiko untuk pecah.
Pengidap bulimia juga kerap memiliki luka kecil dan kapalan di bagian atas sendi jari, karena sering digunakan untuk memaksa diri agar makanan keluar dari tubuhnya dengan cara dimuntahkan. Tes darah dan urine juga diperlukan untuk memeriksa apakah seseorang alami dehidrasi atau gangguan elektrolit.
Mengenal Gejala Bulimia Nervosa
Gejala awal bulimia adalah kebiasaan melakukan diet ekstrem dengan tidak makan sama sekali atau hanya mengkonsumsi makanan tertentu dalam jumlah yang sedikit. Kondisi ini terus berlangsung hingga penderita kehilangan kendali dan makan secara berlebihan, meskipun tidak merasa lapar. Kebiasaan ini muncul karena gangguan emosional, seperti stres atau depresi.
Gejala Psikologis yang dapat muncul adalah:
Merasa takut gemuk
Memiliki anggapan negatif terhadap berat badan dan bentuk tubuhnya sendiri
Cenderung menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial
Memiliki rasa percaya diri yang rendah dan cemas
Tidak mau makan di tempat umum atau di hadapan orang lain
Selain itu, pengidap bulimia juga menunjukan gejala fisik, yaitu:
Tubuh terasa lemah
Radang tenggorokan
Sakit perut atau perut kembung
Pembengkakan di bagian pipi dan rahang
Gigi rusak dan bau mulut
Pengobatan Bulimia Nervosa
Fokus utama pengobatan bulimia adalah mengobati gangguan mental yang dialami pengidap dan memperbaiki pola makan. Upaya pengobatan ini melibatkan peran dari berbagai pihak, yaitu keluarga, psikiater, dan dokter gizi. Pengobatan bulimia membutuhkan waktu yang cukup lama. Dukungan dari teman, keluarga, dan kerabat terdekat sangat penting dalam proses penyembuhan pasien.
Beberapa metode pengobatan untuk menangani bulimia, yaitu:
Psikoterapi
Psikoterapi atau konseling bertujuan untuk membantu pasien dalam membangun kembali sikap dan pikiran positif terhadap makanan dan pola makan.
Obat-obatan
Untuk meredakan gejala yang dialami pasien, dokter akan memberikan fluoxetine. Obat ini merupakan jenis obat antidepresan yang paling sering digunakan untuk mengobati bulimia, tetapi tidak diperuntukkan bagi pengidap usia di bawah 18 tahun. Fluoxetine juga dapat meredakan depresi dan gangguan cemas yang dialami pengidap. Selama pengobatan dengan antidepresan, dokter akan memantau perkembangan kondisi dan reaksi tubuh pasien terhadap obat secara berkala.
Konseling gizi
Konseling gizi bertujuan untuk mengubah pola makan dan pola pikir terhadap makanan, meningkatkan asupan nutrisi dalam tubuh, serta meningkatkan berat badan secara perlahan.
Jika gejala bulimia semakin memburuk atau disertai komplikasi yang serius, maka penanganan intensif di rumah sakit perlu dilakukan. Langkah ini dilakukan untuk mencegah akibat fatal dari komplikasi, seperti bunuh diri.
Comments