ANEROKSIA NERVOSA
- YURA ASWANGGA
- Oct 23, 2022
- 2 min read
Updated: Oct 24, 2022
Apa itu Anoreksia Nervosa?
Anoreksia, atau secara medis dikenal dengan istilah anoreksia nervosa, merupakan gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan yang drastis, berat badan yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena penderitanya melakukan diet yang berlebihan dan terkadang melakukan usaha untuk mengeluarkan makanan dengan cara memuntahkan makanan dan menggunakan pencahar.
Anoreksia juga ditandai dengan rasa takut yang berlebihan pada kenaikan berat badan, dan persepsi yang salah terhadap berat badan. Anoreksia termasuk gangguan mental yang serius dan tidak boleh didiamkan, hal tersebut dikarenakan pola pikir yang dimiliki penderitanya menyimpang dan bisa membahayakan dirinya.
Mengenal Gejala Anoreksia Nervosa
Gejala utama anoreksia adalah penurunan berat badan yang drastis dan umumnya penderita anoreksia merasa bersalah setiap kali makan maka, penderita akan mengalami gangguan perilaku seperti tidak mau makan, melakukan olahraga berlebihan, dan menggunakan pencahar atau berusaha memuntahkan makanan. Penurunan berat badan yang drastis menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari kelelahan, tekanan darah turun, pusing, haid teratur, kulit kering, suhu tubuh dingin, rambut rontok, hingga denyut jantung tidak teratur.
Jika kondisi anoreksia dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, seperti:
Denyut jantung lebih lambat dari yang seharusnya (bradikardia)
Gula darah rendah
Gangguan hormon kesuburan dan hormon paratiroid
Sel darah putih rendah, yang menandakan daya tahan tubuh rendah dan menjadi rentan terhadap infeksi
Diagnosis Anoreksia Nervosa
Seseorang mengalami gangguan makan anoreksia, bila gejala yang terdapat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-5) terpenuhi, yang meliputi:
Melakukan restriksi terhadap makanan yang menimbulkan terjadinya penurunan berat badan yang signifikan.
Ketakutan berlebihan akan kegemukan meskipun berat badan sudah kurang dari normal.
Gangguan persepsi mengenai tubuhnya (merasa tubuhnya sangat gemuk padahal kenyataannya sudah sangat kurus).
Bila gangguan ini sudah berlangsung sejak lama, dokter juga perlu meminta penderita anoreksia untuk melakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah ini diperlukan untuk melihat kadar hemoglobin (sel darah merah), gula darah, dan elektrolit yang bisa terganggu kadarnya menjadi di bawah normal.
Pengobatan Anoreksia Nervosa
Pengobatan anoreksia membutuhkan kerja sama yang baik antara penderita dengan psikiater yang menangani. Biasanya pengobatan ini membutuhkan waktu yang lama, dapat sampai bertahun-tahun. Terapi anoreksia melibatkan obat-obatan, psikoterapi, dan edukasi nutrisi. Obat yang digunakan untuk menanganinya adalah obat antidepresan. Sedangkan, psikoterapi dilakukan untuk menggali pemikiran penderita yang menyebabkan anoreksia, serta mendiskusikan bersama bagaimana cara mengubah pemikiran tersebut.
Edukasi nutrisi dilakukan oleh ahli gizi untuk memperbaiki kekurangan gizi yang dialami penderita. Perbaikan gizi penderita menjadi hal yang sangat penting, namun, perbaikan gizi ini harus dilakukan secara bertahap. Misalnya dengan menaikkan kalori dari asupan makanannya sedikit demi sedikit. Perbaikan gizi yang dilakukan dengan terlalu cepat, dapat membahayakan jantung dan dapat menimbulkan kekacauan metabolisme tubuh.
Bila terjadi komplikasi yang serius akibat anoreksia, tak jarang penderita harus dirawat di rumah sakit. Bila terjadi kekurangan elektrolit dan gula darah, penambahan elektrolit dan gula darah biasanya dilakukan melalui infus.
Comments